
dppkb.makassarkota, Makassar | Berlangsung di Balai Kecamatan Biringkanaya, suasana tampak berbeda dari biasanya.
Ruangan yang biasa digunakan untuk kegiatan administrasi warga hari itu dipenuhi oleh para penyuluh keluarga berencana (KB) dan kader-kader yang datang dengan semangat tinggi.
Mereka tak hanya membawa buku catatan, tetapi juga membawa harapan akan masa depan keluarga Indonesia yang lebih sehat dan terencana.
Di tengah keramaian, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Makassar, Irwan Bangsawan berdiri menyapa satu per satu peserta kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) yang digelar secara rutin sebagai bagian dari upaya penguatan program KB di wilayah kota Makassar.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Plt Kepala UPT KB Kecamatan Biringkanaya, Abdul Rahman, bersama para penyuluh KB serta kader-kader yang selama ini menjadi garda terdepan dalam mendampingi masyarakat di lapangan.
Dalam sambutannya, Irwan Bangsawan tidak hanya menyampaikan laporan teknis dan data.
Ia hadir membawa semangat, menyuarakan kembali urgensi program KB di tengah dinamika sosial dan pertumbuhan penduduk perkotaan.
“Program Keluarga Berencana hari ini tidak bisa lagi hanya dimaknai sebatas dua anak cukup. Lebih dari itu, ini adalah investasi masa depan, untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan keluarga yang sejahtera,” ujarnya.
Irwan juga mengingatkan, meskipun tantangan di lapangan semakin kompleks dari urbanisasi hingga perubahan gaya hidup penyuluh KB dan kader harus menjadi wajah humanis dari kebijakan pemerintah.
Ia mendorong agar pendekatan yang digunakan lebih edukatif dan partisipatif, terutama kepada kelompok rentan seperti remaja, ibu muda, dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Tantangan
Plt Kepala UPT KB Biringkanaya, Abdul Rahman, dalam laporannya menyampaikan bahwa para penyuluh di wilayahnya aktif melakukan pelayanan dan edukasi dari rumah ke rumah.
Namun demikian, tantangan tetap ada, mulai dari resistensi warga terhadap program KB hingga keterbatasan akses terhadap fasilitas dan alat kontrasepsi.
“Butuh ketekunan dan pendekatan emosional. Kadang kader harus menjadi teman curhat ibu-ibu sebelum bisa menjelaskan tentang pentingnya kontrasepsi,” ungkap Abdul Rahman.
Meski begitu, Abdul Rahman yakin bahwa komitmen dan konsistensi akan membuahkan hasil.
Apalagi, dukungan dari Dinas PPKB terus mengalir dalam bentuk pelatihan, pendampingan, hingga penyediaan alat dan media edukatif.
Kader dan Penyuluh, Ujung Tombak Perubahan
Salah satu kader yang hadir, mengaku sudah hampir 10 tahun menjadi kader KB.
Menurutnya, tugas ini bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati.
Ia sering mendatangi rumah-rumah warga yang enggan datang ke posyandu atau layanan kesehatan, hanya untuk memastikan mereka tidak tertinggal informasi.
“Kami bekerja dengan hati. Bukan hanya menjelaskan, tapi juga mendengarkan. Kadang warga lebih butuh didengarkan dulu sebelum menerima saran,” katanya
Kegiatan monev hari itu tidak hanya diakhiri dengan laporan dan rekomendasi, tetapi juga dengan tekad bersama untuk terus meningkatkan kualitas layanan KB di Biringkanaya.
Irwan Bangsawan berharap, upaya ini bisa menjadi role model bagi kecamatan lain di Makassar, sekaligus menumbuhkan semangat baru bagi seluruh kader dan penyuluh KB.
“Kita ingin masyarakat melihat program KB bukan sebagai paksaan, tapi sebagai pilihan cerdas. Dan itu hanya bisa dicapai kalau penyuluh dan kader tetap hadir, menyapa, dan memberi solusi,” tutup Irwan.
Dengan semangat kolaborasi dan pendekatan yang lebih humanis, program KB di Kecamatan Biringkanaya tak sekadar menekan angka kelahiran.
Lebih dari itu, ini adalah langkah kecil namun berarti untuk memastikan bahwa setiap keluarga di Makassar memiliki kesempatan yang sama menuju masa depan yang lebih baik.